Argumentasi Ambisi

Amarah yang sangat melebur emosi yang sangat tinggi menerpa sebuah rasa yang terinci seakan hati terus berambisi mendobrak suatu rasa yang mengganggu suatu rindu yang tak bisa ku tunggu membuat haru menahan suatu rasa yang sangat meragu, ada apa dengan rasa yang berambisi ini mengapa ku harus menunggu seperti ini aku hanya di siksa di lubang yang sama di lubang yang penuh luka di lubang yang penuh rindu haru ambisi ini terlalu agresiv dimensi ruang pun tak cukup untuk membuat tenang aku hanya menatap menyantap kebahagian kebahagian palsu yang meragu aku hanya tersenyum dengan lengkungan yang tak sempurna dengan terpaksa karna dengan ambisi sebuah luka bisa saja menjadi bahagia tapi hanya pura pura selanjutnya di penuhi dengan duka dan luka.
Sebaiknya dan lebih baik nya aku berargumentasi dimensi walau dipenuhi ambisi ku jangan terlalu diam,  bergerak dan menatap ke arah yang indah untuk melangkah ke arah mata angin yang penuh dengan rasa bahagia dan jangan mau gugur dan terbunuh oleh rasa yang ambisi itu hanya membuat ku gelap dan luka.

0 komentar